Tim Program Pengabdian Masyarakat (PPM) Universitas Padjajaran yang diketuai oleh Prof. Dr. Ir. Warid Ali Qosim, MP. dengan beranggotakan Dr. Ir. Suseno Amien; Ir. Anas, M.Sc., Ph.D.; Nono Carsono, SP., M.Sc., Ph.D; dan Noladhi Wicalsana, SP., M.P., Ph.D telah melakukan pengabdian dan sosialisasi tentang teknologi percepatan buah manggis di Desa/Kecamatan Puspahyang, Kabupaten Tasikmalaya.
Buah manggis merupakan komoditi unggulan hortikultura di Kabupaten Tasikmalaya. Potensi pengembangan komoditi manggis di Kabupaten Tasikmalaya. sangat terbentang luas, karena komoditi manggis memiliki nilai ekonomis, keunggulan komparatif, kesesuaian agroklimat dan agribisnis yang menguntungkan. Mengacu kepada potensi wilayah dan kesesuaian lahan sentra produksi manggis di Kabupaten Tasikmalaya tersebar pada di tujuh kecamatan, yaitu Puspahiang, Sodonghilir, Salawu, Mangunreja, Tanjungjaya, Sukaraja dan Jatiwaras (Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kab. Tasikmalaya, 2005).
Potensi lahan untuk sentra manggis di Kabupaten Tasikmalaya seluas 10.851 Ha dengan rincian 2.346 Ha sudah dimanfaatkan dan sisanya 8.969 Ha belum dimanfaatkan, sehingga peluang untuk pengembangan komoditi manggis masih sangat terbentang luas (Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kab. Tasikmalaya, 2005). Pada umumnya budidaya tanaman manggis masih sangat tradisional, jarang dipupuk bahkan tidak pernah, tidak melakukan pembersihan dari rumput-rumputan dan pemangkasan. Jadi saat ini petani memanen buahnya dengan tidak melakukan teknologi budidaya optimal hanya menunggu pohon manggis berbuah secara alamiah.
Sebelum kegiatan pengabdian dilaksanakan, dilakukan survey terlebih dahulu kepada masyarakat untuk mengetahui analisis wilayah dan permasalahan yang dihadapi oleh petani di Desa Puspahyang, Kecamatan Puspahyang, Kabupaten Tasikmalaya. Berdasarkan hasil survey di Desa/Kecamatan Puspahyang, Kabupaten Tasikmalaya, banyak petani manggis belum menguasai teknologi pembibitan manggis.
Pada umumnya tanaman manggis di Desa Puspahyang ditanam pada lahan perbukitan, lahan pekarangan dan tegalan.Produksi buah manggis masih tergolong rendah, karena tidak kelola dengan baik dan teknik budidaya manggis yang diterapkan. Peningkatan produksi manggis dapat ditingkatkan salah satunya dengan teknik budidaya pembibitan yang benar. Sebagian besar tanaman manggis merupakan tanaman pekarangan, kebun campuran dan ditanam pada daerah perbukitan/hutan. Tanaman manggis ditanam dengan jarak tanam yang tidak teratur sehingga antar tanaman manggis atau dengan tanaman lain saling menutupi kanopinya. Tanaman manggis bercampur dengan tanaman lain, seperti jengkol, albasia, pisang. Pemeliharaan tanaman relatif tidak ada, saat ini biasanya petani hanya menunggu panen manggis. Selain itu, ketersediaan bibit manggis juga sangat sulit karena pohon induk yang berkualitas masih sangat jarang.
Atas dasar itu, maka tim PPM Unpad merasa perlu untuk memberikan penyuluhan dan demontrasi pembibitan pada manggis di desa ini. Kegiatan PKM Integrasi ini merupakan bagian dari kegiatan ALG yang merupakan action researchhasil penelitian untuk memacu pertumbuhan dan pembibitan.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi, kesadaran, motivasi untuk mengadopsi inovasi baru khususnya teknologi percepatan buah tanaman manggis oleh petani Desa Puspahyang; dan menerapkan inovasi baru, khususnya teknologi percepatan buah tanaman manggis tanaman manggis sehingga petani dapat meningkatkan produksi buah manggis dan meningkatkan pendapatan petani.
Karena kegiatan ini merupakan bentuk kegiatan kaji tindak (action research) hasil penelitian yang sudah dilakukan, sehingga dalam implementasinya dapat digunakan beberapa metode. Pada kegiatan ini metode yang digunakan adalah metode pendekatan partisipatif dan konsultatif dibantu dengan teknik diskusi kelompok terfokus (focus group discussion). Bentuk
kegiatan ini disajikan dalam ceramah dan diskusi serta demontrasi teknologi pembibitan manggis. Pada bagian lain dari kegiatan kaji tindak ini dilakukan pembimbingan dan pendampingan kepada kelompok tani ‘Arta Mukti’, dengan tujuan agar proses kognitif, afektif dan psikomotorik dari kelompok sasaran dapat terbentuk sehingga tujuan dan sasaran akhir dari kegiatan ini dapat dicapai.
Kegiatan ini melibatkan kelompok tani ‘Arta Mukti’ Desa Puspahyang, Kecamatan Puspahyang Kabupaten Tasikmalaya dan mahasiswa KKNM Unpad. Penyelenggaraan penyuluhan tentang teknologi pembibitan manggis dilakukan di rumah ketua Gapoktan ‘Arta Mukti’ Bapak H. Sumpena pada tanggal 31 Juli 2019. Kegiatan penyuluhan dihadiri 18 orang yang merupakan perwakilan kelompok tani di Kecamatan Puspahyang Kab.Tasikmalaya. Diharapkan peserta yang hadir dapat menginformasikan kepada anggota kelompok tani yang ada di desa masing-masing. Sedangkan kegiatan demo plot percontohan pembibitan manggis di lapang pada 31 Juli 2019. Peserta atau petani yang hadir ada 18 orang bertempat di Kebun manggis miliki Bapak Supena. Diharapkan peserta yang hadir dapat menginformasikan kepada peserta lainnya yang tidak hadir.
Penyuluhan dilanjutkan dengan pembuatan demontrasi plot percontohan. Para peserta berantusias untuk ikut berpartisipasi dalam pembuatan plot percontohan tersebut dan akan mempraktekan teknologi pembibitan manggis di kelompok tani masing-masing di lingkungan Kecamatan Puspahyang, Kabupaten Tasikmalaya.
Masyarakat petani anggota Gapoktan ‘Arta Mukti’ memberikan tanggapan positif tentang kegiatan penyuluhan pertanian mengenai teknologi pembibitan manggis. Hal ini terlihat dengan cukup banyaknya masyarakat petani yang hadir dan aktifnya peserta penyuluhan untuk bertanya tentang permasalahan yang mereka hadapi. Pertanyaan itu bukan hanya berkisar tentang teknologi pembibitan manggis, tetapi juga tentang budidaya, pengolahan, dan pemasaran.
Secara umum, mereka cukup tertarik dengan program ini apabila mereka dibantu dalam hal pemasaran dan pembinaan melalui monitoring yang kontinu. Para peserta penyuluhan mulai tertarik dengan penerapan teknologi percepatan buah manggis. Sebenarnya para petani belum melakukan teknologi percepatan buah manggis. Namun dengan teknologi percepatan buah manggis dapat memacu percepatan buah manggis. Selain itu, pascapanen menjadi materi yang menarik, karena selama ini kendalanya adalah alat untuk mengambil buah yang belum ada, dan Unpad memiliki alat pengambil buah manggis yang masih perlu disempurnakan.
Sayangnya, kegiatan demplot percontohan tidak dapat dilakukan di Desa Puspahyang karena kondisi iklim musim kemarau yang panjang, walau begitu kegiatan demplot tetap dilakukan di Kebun Percobaan Ciparanje Jatinangor. Namun contoh bibit manggis diperagakan di depan para petani Puspahyang Kab. Tasikmalaya.
Faktor yang menjadi penghambat selama ini adalah dalam hal teknologi pembibitan untuk memacu pertumbuhan bibit manggis, teknik budidaya dan pemasarannya. Buah manggis dari petani Puspahyang masih banyak terkena penyakit getah kuning dan burik, diharapkan dengan cara panen yang baik dapat meningkatkan buah yang layak kualitas ekspor.
Program kegiatan terus di pantau baik oleh mahasiswa maupun oleh dosen. Kegiatan penyuluhan dan demontrasi plot percontohan akan dikembangkan lebih luas ke desa lain, agar teknologi percepatan buah manggis dapat dikuasai dan dimanfaatkan oleh petani. Program pengembangan manggis terus dikembangkan melalui aspek teknik budidaya, prosesing dan produk olahan buah manggis.