Iyus Yosef, S.Kp., M.Si., Ai Mardhiyah, S.Kp, Siti Yuyun R. S.Kp Fakultas: KEPERAWATAN Sumberdana: LITMUD Tahun: 2008 Abstrak: Seks bebas di Indonesia ternyata cukup mengejutkan apabila dikaitkan dengan kenyataan, bahwa negara Indonesia merupakan negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama serta budaya tradisional yang sangat menabukan aktivitas seksual sebelum menikah terhadap siswa SLTA. Sikap siswa SLTA terhadap bentuk seks bebas merupakan suatu bentuk evaluasi reaksi perasaan terhadap suatu sikap yang cenderung menerima (favorable) atau cenderung tidak menerima (unfavorable) terhadap seks bebas yang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran sikap siswa SLTA terhadap seks bebas di kabupaten Tasikmalaya. Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif dengan variabel penelitian sikap terhadap perilaku seks bebas dan sub variabel sikap terhadap perilaku necking, petting dan premarital intercourse. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa SLTA di lingkungan Kabupaten Tasikmalaya. Jumlah sampel sebanyak 98 responden dengan teknik pengambilan simple random sampling dari 4 SMA yaitu SMA 1 Ciawi, SMA 1 Singaparna, SMA 1 Manonjaya dan MAN Cipasung. Data dikumpulkan dengan instrumen kuesioner dan kemudian diolah dan dianalisa dengan menggunakan rumus persentase dan proporsi. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar dari responden (64,30%) tidak menerima (unfavorable) terhadap seks bebas, dan hampir setengah dari responden (35,70%) mempunyai sikap menerima terhadap seks bebas (favorable). Untuk sub variabel necking hampir setengah (40%) dari responden yang menerima terhadap perilaku necking (perilaku keintiman seksual dengan aktivitas menyentuh dan mencium bagian leher ke atas) dan 60% dari siswa responden bersikap tidak menerima perilaku necking. Untuk sub variabel petting (perilaku keintiman seksual dengan cara pengaduan organ genital tanpa membuka baju) hampir setengah (36%) dari responden yang bersikap menerima, terhadap perilaku petting dan 64% tidak menerima perilaku petting. Untuk sub variabel premarital intercourse (perilaku berhubungan intim sebelum menikah), hampir setengah (30%) dari siswa responden yang mempunyai sikap menerima terhadap premarital intercourse, sedangkan 70% tidak menerima perilaku tersebut. Berdasarkan hasil penelitian di atas maka disarankan kepada Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya agar diharapkan mampu dapat membuat program pendidikan untuk mengisi waktu-waktu luang siswa dengan kegiatan keilmuan, keagamaan dan seni olahraga yang bermanfaat bagi siswa dan merancang pendidikan kesehatan reproduksi bagi siswa SLTA Kabupaten Tasikmalaya Kata kunci: Sikap, siswa SLTA, seks bebas
idris
[utech_latest_posts category=’idris’]