October 23, 2009

Potensi Panas bumi Sebagai Sumberdaya Energi Terbarukan Di Kecamatan Tanggeung Kabupaten Cianjur

Agus Didit Haryanto,Ir.,MT Cecep Yandri Sunarie, ST Mega Fatimah, R, Ir.,MSc., Ph.D. Fakultas: TEKNIK GEOLOGI Sumberdana: STRATEGIS NASIONAL Tahun: 2009 Abstrak: Penelitian panasbumi ini dilakukan melalui pengamatan permukaan, meliputi pengamatan visual, pengambilan contoh dan analisis kimia air yang menghasilkan peta geologi, jenis fluida bawah permukaan, asal-usul fluida serta sistem panasbumi. Metode penyelidikan geofisika yang digunakan adalah geolistrik, memberikan gambaran kondisi/keadaan geologi bawah permukaan berdasarkan parameter fisik batuan. Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran geologi, sifat kimia, dan karakteristik fisika batuan serta fluida di daerah panasbumi Tangggeung dengan pendekatan penyelidikan integrasi geologi, geokimia dan geofisika secara terpadu. Selanjutnya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asal fluida panasbumi dan proses yang terjadi di bawah permukaan, mengetahui karakteristik fluida panasbumi di reservoir serta mengetahui karakteristik batuan alterasi yang terbentuk di permukaan. Daerah penelitian termasuk ke dalam zona Pegunungan Selatan Barat yang pada saat ini banyak ditempati oleh jajaran gunungapi aktif, disusun oleh dominasi batuan vulkanik dan batuan sedimen yang berumur Tersier, berupa breksi polimik, batupasir sisipan batulempung, breksi volkanik, intrusi andesit dan tuf. Manifestasi panasbumi di permukaan yang terdapat di daerah Tanggeung dan sekitarnya menunjukkan bahwa air panas Tanggeung awalnya merupakan air panas sulfat, berasal dari reservoir yang telah bercampur dengan air klorida sesuai dengan perbandingan antara proporsi Cl, SO4 dan HCO3. Komposisi Na/K menunjukkan bahwa air panas tersebut tidak mengalir langsung dari sumbernya, tetapi berasal dari suatu sumber yang dipanasi uap (water steam heated) seperti ditunjukkan oleh kandungan Cl/SO4. Air tersebut kemudian bercampur dengan air dingin/air tanah sesuai dengan perbandingan Na/Mg nya. Oleh karena kondisi demikian, air panas Tanggeung bertipe SO4 dominan dan bersifat immature. Kandungan unsur boron (B) yang relatif tinggi diakibatkan oleh adanya interaksi antara air panas dengan batuan yang dilaluinya, dalam hal ini batuan sedimen dari Formasi Bentang dan Formasi Kaliberes atau berasal dari aluvial sungai. Meskipun air panas Tanggeung bersifat Sulfat-Klorida, pH air panas ini adalah netral (pH antara 7-7.56), hal ini dapat diterangkan bahwa konversi fluida asam hasil oksidasi fluida volkanik-magmatik ke fluida dengan pH netral berlangsung dalam waktu yang relatif singkat pada tingkat partial equilibrium. Komposisi air panasbumi Tanggeung ini menunjukkan bahwa manifestasi ini berhubungan dengan lingkungan volkanik-magmatik. Berdasarkan pola hidrogeologi, Gunung Patuha diperkirakan merupakan sistem panas bumi yang mempengaruhi outflow di Leuwilutung-Tanggeung. Dominasi sulfat menunjukkan bahwa jenis airnya terbentuk di bagian paling dangkal pada sistem panasbumi. Air ini terbentuk akibat kondensasi uap air ke dalam permukaan atau akibat oksidasi H2S pada zona oksidasi dan membentuk H2SO4. Model sistem panasbumi daerah Tanggeung diinterpretasikan berupa air klorida yang berasal dari reservoir di bawah permukaan Gunung Patuha, kaya akan gas volkanik terlarut dan naik ke permukaan sebagai upflow serta mengalami boiling dan cooling selama perjalanannya. Uap air yang berasal dari boiling air klorida bercampur dengan air permukaan membentuk air steam heated SO4 dan HCO3 di zona oksida. Air panas akan mengalir sebagai outflow ke daerah yang berelevasi rendah. Sementara itu air yang keluar sebagai outflow ini mengalami pendinginan yang perlahan sehingga tidak terjadi endapan silika sinter di sekitar kolam mataair panas. Secara keseluruhan sistem panasbumi daerah penelitian termasuk ke dalam model panasbumi temperatur rendah sampai temperatur sedang (103.4-121.2 Fourier, 1976b dan 124.1

Artikel terkait