Tim Program Pengabdian Masyarakat (PPM) Universitas Padjajaran yang diketuai oleh Dr. Danar Dono Ir., Msi dengan beranggotakan Yusup Hidayat, SP., M.Phil., Ph.D; dan Fitri Widiantini, SP., M.BtS., PhD melakukan kegiatan pengabdian dan sosialisasi mengenai pertanian ramah lingkungan terintegrasi di Desa Genteng, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat; dan Desa Pager Wangi, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Kegiatan yang dilakukan di Kelompok tani Desa Genteng adalah sosialisasi pemanfaatan limbah kopi, praktek pembuatan pakan ternak dari limbah kopi, pembuatan teh kulit kopi, dan penyuluhan kembali mengenai pengendalian hama pada tanaman berdasarkan kasus yang ditemui dilapangan yaitu hama dan penyakit yang menyerang bawang merah serta prospek pemasaran hasil tanaman organik. Selain itu, Desa Genteng memiliki potensi untuk mengembangkan tanaman jeruk, maka dilakukan penyuluhan mengenai teknologi budidaya tanaman jeruk serta pembibitan jeruk.
Pengelolaan Limbah Kulit Kopi menjadi Minuman Teh Kopi
Kegiatan Pengelolaan Limbah Kulit Kopi menjadi Minuman Teh Kopi merupakan salah satu rangkaian kegiatan KKN yang dilakukan oleh mahasiswa di Desa Genteng. Kegiatan ini juga termasuk dalam proposal PKM Kewirausahaan dari program KKN Integrasi Unpad.
Kegiatan berbentuk penyuluhan dengan metode presentasi serta demonstrasi langsung kegiatan pemanfaatan limbah kopi. Hal yang dapat diambil dari hasil temuan dan juga pembahasan terkait dengan proses pembuatan hingga penjabaran khasiat menggambarkan bahwa sesuatu yang tadinya terbuang atau tidak terpakai dapat menghasilkan sesuatu yang memiliki nilai guna dan bahkan memiliki nilai jual yang mampu meningkatkan nilai dari kulit kopi yang bisa disebut sebagai limbah pengolahan biji kopi. Dengan adanya penemuan atau inovasi ini masyarakat mampu memanfaatkannya dengan baik dan minuman teh kopi ini dapat berekspansi lebih luas lagi hingga skala nasional maupun internasional.
Pemanfaatan Limbah Kulit Kopi sebagai Alternatif Pakan Ternak
Kegiatan Pemanfaatan Limbah Kulit Kopi sebagai Alternatif Pakan Ternak adalah salah satu wujud dari pengabdian kepada masyarakat melalui pendidikan sesuai dengan bidang ilmu yang dimiliki oleh mahasiswa KKN.
Jenis kegiatan berupa sosialisasi penyampaian manfaat limbah kulit kopi yang sebelumnya tidak terpakai sebagai salah satu alternatif pakan ternak khususnya domba dan sapi. Terlebih dengan kondisi panceklik membuat pakan utama, rerumputan semakin sulit didapatkan. Diharapkan setelah kegiatan ini masyarakat dapat terbantu dalam mengatasi sulitnya mencari pakan ternak. Kegiatan ini dikemas dengan konsep sosialisasi yang bertujuan untuk mencairkan suasana, sehingga merasa nyaman dan antusias mengikuti kegiatan ini. Penyuluhan berisi penjelasan mengenai bahan dan peralatan yang digunakan serta manfaat dari kandungan pakan yang dibuat, setelah itu praktik langsung pembuatan pakan ternak yang diselingi sesi tanya jawab. Antusiasme yang tinggi dari peserta membuat penyuluhan berjalan dengan baik sehingga diharapkan pengolahan kulit kopi sebagai pakan ternak alternatif dapat menjadi solusi dari permasalahan yang ada.
Penyuluhan Pertanian Ramah Lingkungan Tanaman Bawang
Pematerian yang dilakukan berfokus pada pengendalian hama dan penyakit tanaman bawang. Pengendalian menggunakan entomopatogen, minyak nabati, dan formulasi minyak mimba. Pengendalian menggunakan entomopatogen dan minyak nabati merupakan teknik pengendalian yang dapat memanfaatkan bahan yang ada disekitar. Adapun pengendalian menggunakan minyak mimba adalah pengendalian menggunakan formulasi yang siap diaplikasikan. Produk mimba ini merupakan produk yang sedang proses pemeriksaan substantif dalam rangka sertifikasi HAKI dari riset sebelumnya yang dilakukan oleh Dr. Danar Dono, M.Si. dan Tim. Adapun pengendalian terhadap penyakit tanaman dapat dilakukan dengan cara kultur teknik yaitu pemilihan dari benih yang sehat, jarak tanam yang tepat, dan penggunaan varietas tahan. Teknik pengendalian yang sudah dilakukan ini dapat menurunkan populasi serangan hama dan penyakit. Dengan turunkan serangan hama dan penyakit akan berdampak terhadap produksi dan produktivitas hasil pertanian yang diusahakan oleh petani desa Genteng. Peningkatan produksi dapat meningkatkan pendapatan sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan petani.
Penyuluhan Pertanian Ramah Lingkungan pada Tanaman Jeruk
Setelah menghadiri acara penyuluhan, petani mengetahui bagaimana membuat bibit jeruk sendiri dari biakan yang sudah ada. Sehingga petani dapat mengoptimalkan sarana input local tidak terus menerus bergantung pada penyedia bibit diluar sana. Hal ini dapat ditingkatkan dengan petani menjadi produsen bibit jeruk atau menjadi tempat sentra jeruk keprok di Jawa Barat. Dengan perencanaan yang matang, lokasi pertanian di Kelompok tani jaya makmur dapat dijadikan sebagai agrowisata atau tempat pelatihan bagi masyarakat yang ingin mengenal lebih jauh tentang pertanian ramah lingkungan atau pertanian organik.
Pembuatan Saluran Irigasi Tetes
Salah satu permasalahan yang terjadi pada Pertanian di Desa Genteng terutma pada kelompok tani Jaya Makmur adalah kesulitan air jika musim kemarau tiba. Hal tersebut yang menyebabkan pertumbuhan tanaman terutama tanaman tahunan kurang optimal. Maka dari itu sebagai program pengabdian kepada masyarakat dilakukan pembuatan saluran irigasi tetes untuk menjawab permasalahan tersebut. Irigasi tetes adalah metode irigasi yang lebih hemat air dan pupuk karena pemberian air dilakukan dalam tetesan pelan ke akar tanaman.
Pemasangan irigasi tetes ini dapat menjaga ketersediaan air di tanah sehingga tanaman tidak kekurangan air. Kondisi tersebut menyebabkan tanaman sehat dan lebih produktif. Secara tidak langsung karena sarana input kebutuhan tanaman terpenuhi, maka tanaman menjadi produktif dan dapat menghasilkan produk panen lebih optimal. Hal tersebut tentu berdampak terhadap peningkatan pendapatan petani. Penggunaan air juga menjadi lebih efisien sehingga pengeluaran biaya untuk irigasi lebih rendah.
Selain melakukan kegiatan sosialisasi di Desa Genteng, tim PPM juga melakukan kegiatan sosialisasi di Desa Pager Wangi. Adapun alasan Desa Pager Wangi dipilih sebagai lokasi kedua dari kegiatan ini adalah masyarakat di Desa Pager Wangi mayoritas memiliki pekerjaan sebagai peternak. Maka dari itu, budidaya lebah madu Tetragonula sp. sp. dapat dilakukan sebagai pemasukan ekonomi tambahan bagi peternak disana. Selain itu, pemilihan lebah tidak bersengat ditujukan agar budidaya dapat dilakukan disekitar rumah dan tidak membahayakan masyarakat sekitar.
Penyuluhan Mengenai Budidaya Lebah Tetragonula sp. sp.
Pada kesempatan sosialisasi yang dilaksanakan di desa Pager wangi dilakukan penyuluhan bagaimana cara budidaya lebah madu tanpa sengat. Mayoritas warga di Desa Pager wangi berprofesi sebagai peternak maka budidaya lebah merupakan salah satu kegiatan sampingan yang dapat dilakukan oleh warga di sana. Selain aman karena tanpa sengat, hasil madu dari budidaya juga dapat dijadikan income tambahan untuk meningkatkan perekonomian warga. Jumlah koloni yang diberikan pada acara penyuluhan juga dimanfaatkan oleh warga sebagai modal koloni awal. Seperti mahluk hidup lainnya, jika kondisi lingkungan dan makanan terpenuhi koloni lebah akan terbentuk menjadi lebih besar. Dengan teknik budidaya lebah yang baik dan benar, koloni dapat dipisahkan sehingga terbentuk lebih banyak koloni lebah. semakin banyak jumlah koloni maka semakin banyak pula madu yang dihasilkan. Jika disekitar tempat ternak lebah ada lahan pertanian organik, maka warga juga akan diuntungkan karena hadirnya penyerbuk alami.
Kegiatan dan materi penyuluhan diterima dengan baik dan dapat diaplikasikan oleh petani untuk mendukung budidaya tanaman yang sedang diusahakan. Kelompok Tani Jaya Makmur, Dusun Sukamulya (Pasir Hantap), Desa Genteng memiliki potensi sebagai petani organik untuk komoditas sayuran, buah, dan padi.