R.Widya Setiabudi, S.IP.,S.Si.,MT, Arry Bainus, Drs.,M.Adan Wawan Budi Darmawan,S.IP Fakultas: ISIP Sumberdana: DIPA PNBP Tahun: 2006 Abstrak: Budaya patriarki yang mengakar dan sistem politik yang didominasi oleh laki-laki memiliki dampak negatif yang besar bagi upaya perempuan untuk mendapatkan hak dalam partisipasi politiknya. Hubungan patriarkal tidak hanya terjadi dalam lingkup kekerabatan saja, tetapi juga dalam semua aspek kehidupan manusia seperti ekonomi, politik, sosial, dan keagamaan, bahkan seksualitas. Akibatnya, kaum perempuan selalu berada di bawah kuasa kaum laki-laki dalam pembuatan keputusan publik. Studi ini mengkaji proses partisipasi politik perempuan di Kota Bandung. Objek penelitian adalah penduduk dan anggota DPRD Kota Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Data dan informasi dikumpulkan melalui observasi, wawancara mendalam, dan studi pustaka. Informasi digali dari nara sumber dan dianalisis secara deskriptif guna mengetahui peranan budaya patriarki dalam proses partisipasi politik di DPRD Kota Bandung. Berdasarkan hasil penelitian, hampir semua perempuan di Kota Bandung mempunyai keinginan untuk dapat berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan publik. Walau terdapat kuota 30% bagi perempuan di parlemen, partisipasi politik tidak akan pernah terjadi apabila perempuan tidak memperjuangkannya sendiri. Dalam kenyataannya, gerakan-gerakan perempuan belum sepenuhnya padu untuk mendukung wakil-wakil mereka di parlemen. Rendahnya partisipasi politik atau keterwakilan perempuan di DPRD Kota Bandung diperparah dengan belum bersatunya suara-suara perempuan. Dalam pemilihan umum, perempuan cenderung memilih laki-laki sebagai wakil mereka diparlemen karena laki-laki dianggap kuat dan mampu menjadi pelindung perempuan. Hal tersebut merupakan pengaruh dari masih kentalnya peran budaya patriarki yang berkembang di masyarakat Kota Bandung Kata kunci:
idris
[utech_latest_posts category=’idris’]