Sutarya Enus,dr.,SpM(K) M.Kes Dr. Ani Melani M, drg., Mkes dr. Nadjwa Zamalek Dalimoenthe Fakultas: KEDOKTERAN Sumberdana: HIBAH BERSAING Tahun: 2009 Abstrak: Lem fibrin otologus (LFO) sudah teruji pada transplantasi konjungtiva bulbi mata kelinci lebih efektif dibandingkan jahitan dari segi waktu penempelan jaringan serta penyembuhan luka yang lebih cepat dan lebih adekuat, terdapat kesesuaian dengan penelitian lem fibrin komersial namun mempunyai kelebihan karena dapat terhindar dari reaksi otoimun dan transmisi penyakit. Untuk menunjang uji klinis pada manusia diperlukan penelitianmeneliti yang lebih rinci tentang mekanisme kerja LFO dalam tingkat biologi molekuler. Penempelan dan penyembuhan jaringan diperlukan interaksi protein adhesi fibronektin (FN) dan integrin yang akan mengaktivasi signal transduction pathway intraselular, meregulasi faktor transkripsi dan mengubah ekspresi gen. Penilaian kedua protein adhesi tersebut dapat dideteksi secara dini dari kekuatan ekspresi gen dalam tingkat mRNA melalui pemeriksaan RT-PCR dan elektroforesis cDNA. Tujuan penelitian adalah untuk meneliti perbedaan kekuatan ekspresi gen (mRNA) FN dan integrin ?5 pada tandur konjungtiva bulbi antara teknik LFO dan teknik jahitan pada mata kelinci. Dilakukan animal experimental study pada 24 mata (12 kelinci) di Laboratorium Sentral Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dari bulan Mei
idris
[utech_latest_posts category=’idris’]