October 30, 2009

Pengembangan Model Pemberdayaan Masyarakat Dalam Mempererat Keserasian Sosial Yang Mendukung Integrasi Masyarakat (Studi Komparatif Resolusi Konflik Sosial di Kabupaten Subang-Jawa Barat dan Kabupaten Sambas Kalimantan Barat)

Dr.Hj.Diana Harding,P.Si.,M.Si Dra. Maya R. Ardiwinata,P.Si.,M.Si Dra. Nurul Yanuarti, P.Si., M.Si Fakultas: PSIKOLOGI Sumberdana: STRATEGIS NASIONAL Tahun: 2009 Abstrak: Konflik horizontal bernuansa SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar-golongan) yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia dapat dikategorikan sebagai Welfarist communalism, yaitu konflik yang terjadi karena kecemburuan sosial akibat distribusi sumberdaya yang tidak seimbang antara penduduk pribumi dengan pendatang, disamping adanya sentimen etnik atau ras antara suku sebagai pemicu konflik. Selanjutnya konflik yang bernuansa SARA lainnya dikategorikan sebagai Retaliatory communalism, yakni konflik yang diakibatkan oleh tindakan kekerasan yang dilakukan antar komunitas, dengan sentimen keagamaan sebagai pemicu konflik. Sementara konflik vertikal dapat dikategorikan sebagai Separatist communalism, yakni konflik yang ditandai dengan adanya gerakan-gerakan separatis yang ingin memisahkan diri secara politik. Konflik sosial yang terjadi di Kabupaten Subang Jawa Barat dan di Kabupaten Sambas Kalimantan Barat, memiliki kemiripan dari latar belakang terjadinya konflik sosial, yakni konflik bernuansa SARA dalam bentuk tindakan kekerasan dan dan perselihan antar kelompok masyarakat, meskipun dalam skala yang berbeda. Berbagai upaya rekonsiliasi atas konflik sosial telah dilakukan oleh berbagai komponen baik pemerintah maupun masyarakat, dan memperlihatkan hasil yang cukup signifikan, yakni situasi damai pada kehidupan masyarakat di wilayah-wilayah yang pernah mengalami konflik. Fenomena rekonsiliasi ini menarik untuk dikaji, terutama menelusuri nilai-nilai keserasian sosial yang mendukung integrasi masyarakat. Pemberdayaan masyarakat merupakan sebuah proses, metode, dan program yang bertujuan membangun kemampuan masyarakat untuk lebih memiliki ketahanan sosial yang memadai, yang mampu menangkal berbagai ancaman dalam kehidupan keseharian masyarakat, yang pada gilirannya masyarakat dapat hidup berdampingan secara damai tanpa konflik yang meluas. Melalui penelitian tindakan (action research), peneliti mempelajari kehidupan sosial psikologis pada masyarakat di lokasi penelitian, sekaligus menemukan model-model pemberdayaan masyarakat guna lebih melekatkan keserasian sosial antar komunitas. Kata kunci: Pemberdayaan Masyarakat, Integrasi Masyarakat, Konflik Sosial

Artikel terkait