Dwi Prasetyo
(Dikti Depdiknas 2009-Strategi Nasional)
Latar belakang. Infeksi Helicobacter pylori (H. pylori) tersebar di seluruh dunia dan diperkirakan menyerang setengah penduduk dunia,1-3 prevalensi 20-90% terutama dinegara sedang berkembang4 Pemeriksaan untuk mendiagnosis infeksi H. Pylori dapat secara invasif dan noninvasif. Pemeriksaan invasif dengan menggunakan endoskopi diambil jaringan dari gaster kemudian diperiksa secara histologis, kultur, uji urease cepat, dan polymerase chain reaction (PCR). Pemeriksaan yang noninvasif tanpa menggunakan endoskopi yaitu: urea breath test (UBT), serologi, H. pylori stool antigen (HpSA), dan PCR dari cairan tubuh. Di Indonesia keterbatasan sarana, biaya dan sumberdaya manusia adalah masalah tersendiri yang menjadi hambatan utama untuk diagnostik H. pylori pada anak. Tujuan. Membuat suatu metode diagnostik untuk mendeteksi infeksi H. pylori dengan menggunakan sistem skoring. Metode. Penelitian ini merupakan uji diagnostik dengan rancangan cross sectional. Skoring didapat berdasarkan wawancara pada anak umur 6-18 tahun yang mempunyai keluhan sakit perut berulang, bersamaan dengan wawancara anak diperiksa serologi. Dilakukan pada bulan April sampai Nopember 2009. Hasil. Anak yang mempunyai keluhan sakit perut berulang yang mengikuti penelitian sebanyak 196. Didapatkan H. pylori positif sebanyak 107 anak dan negatif sebanyak 89 anak, maka didapatkan prevalensi sebesar 54,6%. Anak dengan H. pylori positif berusia rata-rata 13,4 tahun, laki-laki 41,1% dan perempuan 58,9%, pendidikan SD 32,7%, SMP 25,2%, SMA 42,1%, gizi baik 86,9%, gizi kurang 13,1%,dan penghasilan rendah 52,3%, sedang 29,0% dan tinggi 18,7%. Sedangkan H. pylori negatif berusia rata-rata 13,1 tahun, laki-laki 48,3% dan perempuan 51,7%, pendidikan SD 28,1%, SMP 28,12%, SMA 37,1%, gizi baik 83,3%, gizi kurang 15,7%, penghasilan rendah ,8%, sedang 34,8,0% dan tinggi 12,4%. Berdasarkan kurva ROC diperoleh cut off point untuk total skor adalah ≥18. Dari uji validitas didapatkan uji sensitivitas 81,3%, spesifisitas 87,6% dan akurasi 84,2%. Kesimpulan Dari uji validitas yang nilainya diatas 80%, hal ini menunjukkan bahwa sistem skoring ini valid untuk digunakan sebagai prediksi infeksi H. pylori.
Kata kunci: Helicobacter pylori, serologi, kuesioner, sistem skoring