November 23, 2009

Pencegahan Kebotakan Akibat Pemberian Etoposid dengan Menggunakan Berbagai Produk Olahan Kedelai (Glycine max (L.) Merr.)

Dra. Yetty Yusri Gani, MS Cucu Hadiansyah, Drs Madihah, S.Si., M.Si Fakultas: MIPA Sumberdana: HIBAH BERSAING Tahun: 2009 Abstrak: Etoposid merupakan salah satu obat kemoterapi untuk pengobatan kanker paru-paru dan leukemia. Obat ini bekerja dengan cara menghambat kerja topoisomerase II yang menyebabkan denaturasi DNA, sehingga dapat terjadi kematian sel pada sel-sel yang berproliferasi cepat, seperti sel-sel folikel rambut. Salah satu efek samping yang timbul adalah kebotakan (alopesia). Kedelai telah diidentifikasi dapat memberikan efek anti kebotakan. Kedelai mengandung beberapa senyawa antialopesia, yaitu equol, fMLP dan soymetid-4. Dari penelitian terdahulu diketahui bahwa pemberian ekstrak kedelai dosis 300 mg/kg bb dapat memperbaiki profil sel-sel folikel rambut yang terhambat pertumbuhannya dan mengurangi luas area kebotakan akibat pemberian etoposid 1,2 mg/kg bb selama 3 hari berturut-turut pada mencit neonatus. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkarakterisasi potensi kedelai sebagai bahan hayati anti-kebotakan, terutama dalam mencegah kerontokan rambut akibat kemoterapi. Dalam penelitian ini digunakan beberapa produk olahan kedelai, yaitu ekstrak kedelai fermentasi, susu kedelai, dan susu kedelai fermentasi dosis 300, 433, 624 dan 900 mg/kg bb yang diberikan secara intraperitoneal selama 8 hari untuk mengetahui dosis dan produk yang paling efektif untuk mencegah kebotakan. Metode penelitian meliputi pengukuran luas kebotakan serta pembuatan sayatan histologi rambut untuk mengamati jumlah folikel rambut dan jumlah lapisan folikel setelah pemberian olahan kedelai dan etoposid. Selanjutnya untuk mengetahui jenis kematian sel yang terjadi pada sel folikel rambut digunakan metode pewarnaan TUNEL yang dapat menandai potongan DNA untuk mendeteksi kematian sel secara apoptosis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kedelai fermentasi, susu kedelai dan susu kedelai fermentasi mempunyai potensi mencegah kebotakan akibat pemberian etoposid. Berdasarkan uji ANAVA yang dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan, ekstrak kedekai fermentasi pada dosis 900 mg/kg bb adalah yang terbaik dalam pencegahan kebotakan akibat pemberian etoposid karena dapat menurunkan luas kebotakan hingga 99,25%, meningkatkan jumlah folikel dan lapisan folikel yang berbeda secara nyata (p

Artikel terkait