Anis Yohana Chaerunisa, S.Si., M.Si Sriwidodo, S.Si., M.Si Fakultas: FARMASI Sumberdana: HIBAH BERSAING Tahun: 2009 Abstrak: Pemakaian obat sintetis antijamur untuk penyakit kulit secara terus-menerus selain membunuh jamur, juga dapat mempercepat timbulnya resistensi serta menyebabkan matinya flora normal yang ada pada kulit manusia. Hal tersebut mendorong dilakukannya penelitian untuk mencari obat anti jamur untuk penyakit kulit yang berasal dari bahan alam. Dari hasil penelitian terdahulu telah diketahui bahwa serbuk kayu ulin (Eusideroxylon zwagery) mempunyai kandungan kimia yang sangat menarik untuk diteliti yaitu senyawa turunan neolignan. Berdasarkan kegunaannya secara tradisional, kandungan kimia utama dan hasil uji bioaktivitas awal sebagai antijamur, dapat diprediksi bahwa senyawa-senyawa turunan neolignan dari kayu ulin (Eusideroxylon zwagery) memiliki aktivitas antijamur terhadap jamur patogen kulit. yang diuji . Penelitian pada tahun pertama bertujuan untuk menelusuri senyawa bioaktif bersifat antijamur dari kayu ulin (Eusideroxylon zwagery) terhadap jamur penyebab penyakit kulit, sedangkan tujuan penelitian tahun kedua adalah untuk membuat suatu formula obat antijamur yang berbentuk sediaan krim, salep dan jel. Hasil penelitian tahun pertama memperlihatkan bahwa pada penetapan Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum terhadap jamur Mycosporum gypseum, ekstrak metanol mempunyai aktivitas pada konsentrasi 500 ppm, sedangkan terhadap Candida albicans sebesar 1000 ppm. Pengujian antijamur selanjutnya hanya dilakukan terhadap Mycosporum gypseum karena jamur ini dinilai sensitif terhadap aktivitas dari sampel uji. Fraksi aktif dari n-heksan memberikan aktivitas yang paling baik karena nilai bandingnya dengan miconazol nitrat sebagai blanko antijamur sintetik adalah 1
idris
[utech_latest_posts category=’idris’]