Tasikmalaya dikenal sebagai wilayah sentra industri kerajinan di Jawa Barat. Ragam kerajinannya bervariasi, mulai dari peralatan rumah tangga, busana, mebel, batik hingga makanan. Para pengrajin tersebar di berbagai kecamatan di Kabupaten dan Kota Tasikmalaya. Dua di antara produk kerajinan yang dikenal tersebut adalah kerajinan bordir dan kelom geulis. Kerajinan bordir berkaitan dengan seni merajut benang pada kain membentuk pola hiasan yang indah menggunakan mesin jahit manual maupun mesin bordir otomatis. Sementara kelom geulis merupakan kerajinan alas kaki berbahan dasar kayu yang dihias sedemikian rupa sehingga terlihat geulis (cantik). Sentra kerajinan bordir berada di kawasan Tanjung, Kecamatan Kawalu, sedangkan kerajinan kelom geulis berpusat di Kecamatan Tamansari. Bordir dan kelom geulis telah lama menjadi sumber penghasilan sebagian besar masyarakat Tasikmalaya yang dikenal di dalam negeri dan telah diekspor ke ke berbagai negara, antara lain Malaysia, Brunei, Arab Saudi, Dubai dan Amerika Serikat.
Yang melatarbelakangi kegiatan PPM ini karena meluasnya pangsa pasar seiring dengan berkembangnya penggunaan media sosial dari semula sebagai media komunikasi menjadi media pemasaran produk dan jasa. Ini merupakan peluang bagi pelaku usaha bordir dan kelom geulis di Kota Tasikmalaya untuk meluaskan pemasarannya ke skala nasional hingga internasional. Bahkan, bukan tidak mungkin, melebarkan pasarnya hingga skala ekspor.
Kegiatan ini diawali dengan melakukan wawancara ke beberapa pengrajin bordir, dari hasil wawancara ditemukan salah satu permasalahan yang dialami pengrajin adalah pemasaran produk. Tidak setiap pengrajin memanfaatkan media sosial sebagai media pemasaran produk mereka, terutama para pemilik usaha yang berusia paruh baya. Kalaupun menggunakan, pengelolaannya belum maksimal, karena keterbatasan SDM dan waktu yang mereka butuhkan untuk mengelolanya. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka kegiatan PPM ini diselenggarakan dengan judul “Pelatihan Pengembangan Pemasaran Bordir dan Kelom Geulis Tasikmalaya”.
Kegiatan PPM ini bertujuan memberikan edukasi mengenai media sosial dan pemanfaatannya dalam memasarkan produk bordir dan kelom geulis yang dihasilkan pengrajin di Kota Tasikmalaya. Pengetahuan yang diberikan diharapkan dapat menumbuhkan semangat para pengrajin bordir maupun kelom geulis untuk mengoptimalkan penggunaan media sosial dalam memasarkan produk yang mereka hasilkan sehingga dapat memperluas pasar dan meningkatkan pendapatan yang diperoleh. Dengan peningkatan pendapatan, para pengrajin diharapkan lebih bergairah lagi dalam memproduksi kerajinan bordir dan kelom geulis.
Kegiatan PPM ini dilaksanakan dengan metode ceramah dan tanya jawab dan pemberian contoh
mengenai pemasaran produk melalui jalur online. Di setiap akhir sesi ceramah, peserta diberi kesempatan untuk bertanya kepada pemateri. pemberian materi dan berbagi pengalaman memasarkan produk melalui jalur online. Sifatnya interaktif, karena di setiap akhir sesi, peserta diberi kesempatan untuk bertanya kepada pemateri.
Penggunaan media sosial sebagai sarana pemasaran produk dan komunikasi secara online, saat ini sudah tidak bisa dipisahkan. Penjualan secara langsung melalui transaksi tatap muka untuk pengusaha bordir dan kelom geulis tak bisa diandalkan sepenuhnya. Karena pemasaran secara online akan terus berkembang. Setiap saat akan muncul para pengusaha baru. Jika tidak segera disikapi maka dikhawatirkan turut berpengaruh pada penjualan bordir dan kelom geulis secara keseluruhan. Pelatihan media sosial dalam rangka pengembangan pasar dan meningkat omset pengrajin bordir dan kelom geulis Tasikmalaya dirasakan membawa manfaat kepada para peserta pelatihan yang terdiri dari 15 perajin bordir dan 15 perajin kelom geulis, baik manfaat secara langsung dalam peningkatan perilaku pemasaran melalui media sosial, maupun pengaruh tidak langsung berupa terjalinnya kerjasama dengan instansi pemerintah dalam rangka promosi budaya dan promosi produk kerajinan khas Kota Tasikmalaya. Bahkan yangpaling sederhana sekalipun adalah sekadar tahu informasinya saja.
Penulis : Dr. Santi Susanti, S.Sos., M.I.Kom., Dr. Wahyu Gunawan, M.Si. Dan Dra. Sukaesih, M.Si.