February 14, 2001

Kelainan Sitogenetik pada Makrofag Paru-paru Tikus Wistar Akibat Inhalasi Malation.

Dra. Supartini Syarif. H.,MS, Dra. Yetty Yusri Gani, MS, Dra. Nining Ratningsih Fakultas: MIPA Sumberdana: DIKS Tahun: 2001 Abstrak: Penelitian mengenaiefek inhalasi malation pada makrofag alveoli paru-paru tikus (Rattus norvegicus) galur Wistar telah dilakukan dengan menggunakan uji mikronukleus. Sebanyak 0,02 mL larutan malation 95% dalam minyak tanah (1:20); 0,02 mL minyak tanah, dan udara normal; masing-masing dipaparkan pada tikus betina selama 10 menit di dalam ruang inhalasi. Sampel makrofag alveoli paru-paru (Pulmonary Alveolar Macrophages, PAMs) dimabil dengan cara pembilasan saluran bronko-alveoli dengan larutan hipotonis KCI 0,76% pada waktu respons 24, 32, 40, dan 48 jam setelah pemaparan. Bilasan bronko-alveoli tersebut secepatnya disentrifugasi (1000 rpm, 2 menit), lalu dibuat preparat apusan dengan pewarnaan Giemsa dan PAMs bermikronukleus (MN-PAMs) dihitung per 1000 PAMs setiap ekor tikus. Dari hasil pengamatan diketahui mikronukleus pada PAMs umumnya berbentuk bulat hingga lonjong, berwarna ungu dan berukuran sekitar 1/15 – 1/5 kali diameter nukleus PAMs. Frekuensi MN-PAMs kelompok inhalasi malation sangat nyata (p<0,01) lebih besar dari pada kontrol dengan waktu respons optimum 32 jam. Peningkatan frekuensi MN-PAMs sangat nyata (p<0,01) pada waktu respons 32. Kata kunci:

Artikel terkait