Dr. Marline Abdassah, MS. Anis Yohana Chaerunissa,S.Si.,M.Si Sriwidodo, S.Si., M.Si Fakultas: FARMASI Sumberdana: STRATEGIS NASIONAL Tahun: 2009 Abstrak: Piroksikam adalah obat antiinflamasi non steroid yang digunakan untuk mengurangi rasa sakit, inflamasi, rheumatik dan osteoartritis, dismenorrhoea, serta dapat bersifat sebagai analgetik. Pemberian Piroksikam secara per oral menimbulkan efek samping diantaranya kerusakan mukosa saluran cerna, pusing, rash pada kulit, ulkus peptik serta pendarahan pada lambung. Untuk menghindari efek samping tersebut, dikembangkan sistem pemberian obat baru seperti sistem pemberian secara transdermal. Sediaan transdermal merupakan pengembangan produk topikal, zat aktifnya dihantarkan melalui pembuluh darah di kulit. Uji in vitro perlu dilakukan untuk mempelajari efektivitas zat aktif obat dan penetrasinya. Pada penelitian ini telah dibuat piroksikam jel yang memenuhi persyaratan serta pengujian permeasi perkutan dari sediaan. Pengujian efektifitasnya sebagai sediaan transdermal dilakukan dengan mengukur kadar piroksikam yang berpenetrasi ke dalam pembuluh darah kulit secara in vitro dengan menggunakan dua jenis membran yaitu membran selulosa nitrat dan membran kulit ular. Formulasi jel piroksikam menggunakan variasi basis yaitu basis CMC, HPMC dan Karbopol 980. Hasil uji stabilitas fisika, kimia serta mikrobiologi sediaan memberikan kesimpulan bahwa basis Karbopol 980 yang paling stabil. Selanjutnya dilakukan uji stabilitas seperti diatas dan menghasilkan satu konsentrasi yang paling stabil. Formulasi jel piroksikam 1% berbasis karbopol 980 merupakan sediaan yang paling stabil selama penyimpanan 56 hari (Organoleptis, pH, Viskositas dan kadar). Tahap penelitian selanjutnya uji permasi perkutan piroksikam melalui membran kulit ular dan membran selulosa nitrat. Formulasi dan evaluasi jel piroksikam dengan variasi enhancer dimetil sulfoksida dan etil asetat dilakukan terlebih dahulu untuk mengetahui stabilitas formula jel dengan enhancer. Konsentrasi enhancer dimetil sulfoksida (2,5%, 5%, 7,5%) dan etil asetat (5%, 7,5%, 10%). sebagai parameter formulasi. Uji keamanan dilakukan juga terhadap dua formula yang paling stabil dari dimetil sulfoksida maupun etil asetat. Hasil uji stabiliatas (pH, Viskositas dan kadar) selama penyimpanan 56 hari menunjukkan bahwa formulasi jel piroksikam 1% berbasis karbopol 980 dengan enhancer dimetil sulfoksida 5% dan etil asetat 5% merupakan formulasi yang paling stabil. Hasil uji permeasi perkutan terhadap jel piroksikam 1% berbasis karbopol 980 dengan dimetil sulfoksida 5% dan etil asetat 5% dilakukan dengan menggunakan membran kulit ular dan membran selulosa nitrat. Membran kulit ular memberikan kemungkinan permeasi yang lebih baik dibandingkan dengan membran selulosa nitrat, karena sifatnya yang lebih mirip dengan susunan kulit manusia. Hasil uji keamanan terhadap sediaan memberikan kesimpulan bahwa sediaan jel piroksikam dengan penambahan enhancer dimetil sulfoksida dan etil asetat tidak menimbulkan iritasi pada kulit sehingga aman digunakan Kata kunci: Piroksikam, transdermal, permeasi
idris
[utech_latest_posts category=’idris’]