February 7, 2009

Formulasi Dan Aktivitas Senyawa Turunan Formulasi Dan Aktivitas Senyawa Turunan Sebagai Obat Antijamur Pada Penyakit Kulit

Dr. Tiana Milanda, M.Si Yasmiwar Susilawati, M.Si., Apt Anis Yohana Chairunisa, S.Si.,M.Si Fakultas: FARMASI Sumberdana: HIBAH BERSAING Tahun: 2009 Abstrak: Penyakit kulit (Dermatophytosis) yang disebabkan oleh jamur merupakan masalah penting bagi masyarakat di Indonesia yang memiliki iklim tropis dan kelembaban yang cukup tinggi sehingga merupakan tempat yang cocok bagi perkembangbiakan mikroorganisme. Beberapa bahan tumbuhan tradisional telah digunakan dalam upaya mengobati penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur. Cassia sp. yang memiliki potensi kandungan yang sangat menarik untuk diteliti yaitu Cassia torosa; Cassia javanica dan Cassia fistula. L,. Bagian kulit batang Cassia fistula. L dan Cassia javanica, digunakan untuk obat gatal-gatal, panu dan pengawet bahan pangan yang disimpan untuk jangka waktu lama (Lemmens, 1996). Hasil penelitian terhadap ke tiga spesies tersebut telah dapat mengidentifikasi dua jenis senyawa flavonoid dari Cassia torosa, dua senyawa antrakuinon dari Cassia javanica dan masing-masing satu senyawa flavonoid dan antrakuinon dari Cassia fistula. L (Graine, M dan Ahmad, S., 1998). Penelitian pada tahun pertama bertujuan untuk menelusuri senyawa bioaktif bersifat antijamur penyebab penyakit kulit, dari Cassia sp, sedangkan tujuan penelitian tahun kedua adalah untuk membuat suatu formula obat antijamur yang mengandung zat aktif antijamur dari Cassia sp berbentuk sediaan krim, salep dan jel. Hasil penentuan tahun pertama memperlihatkan bahwa Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum ekstrak dari kulit batang Cassia fistula dan Cassia javanica adalah sebesar 600 ppm terhadap jamur Mycosporum gypseum sedangkan terhadap jamur Candida albicans, sampai konsentrasi larutan sampel 800 ppm belum memperlihatkan aktivitas. Hasil penentuan KHTM ekstrak Cassia torosa tidak memberikan aktivitas terhadap kedua jenis jamur uji, Fraksi EA-II.1 dari Cassia fistula dan fraksi EA-3.1 dari Cassia javanica memberikan aktivitas paling kuat terhadap jamur uji, sedangkan fraksi-fraksi yang lain tidak memiliki aktivitas. Besarnya aktivitas antijamur tidak dipengaruhi oleh konsentrasi sampel. Hasil isolasi menunjukkan bahwa senyawa yang bersifat antijamur tersebut berbentuk kristal jarum berwarna putih dari fraksinat etil asetat. Berdasarkan data hasil skrining fitokimia, Kromatografi Lapis Tipis, serta data spektrum UV dan IR, maka senyawa yang terkandung dalam Fraksi etil asetat, yaitu fraksi yang memiliki aktivitas antijamur terhadap Microsporum gypseum mengandung flavonoid sehingga dapat diduga aktivitas antijamur ini diberikan oleh senyawa golongan flavonoid Kata kunci: Cassia torosa; Cassia javanica, Cassia fistula, aktivitas antijamur, Mycosporum gypseum

Artikel terkait