Dr. Armida S.Alisjahbana, SE.MA, Arief Anshory Yusup, SE, Raden Muhamad P, SE Fakultas: EKONOMI Sumberdana: DIK Tahun: 2001 Abstrak: Perkembangan ekonomi rakyat dalam bentuk pengembangan industri kecil belum begitu memperhatikan aspek lingkungan termasuk di dalamnya potensi polusi yang dapat ditimbulkannya. Pengembangan industri kecil tanpa pengendalian polusi yang memadai tentu saja juga akan merugikan rakyat itu sendiri. Startegi dalam pengembangan industri kecil harus juga mempertimbangkan potensi polusinya. Penetapan sub-sektor industri mana misalnya yang memerlukan prioritas, harus pula didasari oleh seberapa besar potensi polusi yang ditimbulkan oleh sub-sektor tersebut. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk melakukan perkiraan tingkat pencemaran yang ditimbulkan oleh sektor industri kecil tahun 1996, sehingga dapat ditentukan sub sektor industri kecil mana yang perlu mendapat perhatian lebih, untuk dapat menekan tingkat pencemaran yang terjadi. Kerangka analisis yang digunakan adalah model The Industrial Pollution Projection System (IPPS) yang dikembangkan oleh Bank Dunia. Data yang digunakan bersumber dari Sensus Industri Kecil tahun 1996 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Dari hasil pengolahan dan analisis data dapat disimpulkan bahwa sub sektor industri yang paling banyak mengeluarkan emisi polusi secara keseluruhan untuk tiap jenis pencemar adalah yang mempunyai kode ISIC 371 Industri logam dasar besi dan baja, ISIC 372 Industri logam dasar bukan besi, ISIC 341 Industri kertas, barang dari kertas, dan sejenisnya, ISIC 352 Industri kimia lainnya dan ISIC 369 Industri barang galian lain bukan logam. Jenis pencemar yang paling banyak dikeluarkan oleh industri kecil Indonesia pada tahun 1996 adalah TSS untuk pendekatan output produksi dan SO2 untuk pendekatan penyerapan tenaga kerja. Kata kunci:
idris
[utech_latest_posts category=’idris’]